Lirik Lagu The Panturas - Balada Semburan Naga

balada semburan naga the panturas

Balada semburan naga merupakan lagu parodi yang dipopulerkan band The Panturas featuring Adipati The Kuda telah rilis pada tahun 2020. Band satu ini memang selalu memberikan kesan eksentrik pada setiap lagunya sehingga terasa fresh di telinga para pendengar ketika menikmati setiap karya The Panturas.

Lihat juga yang berikut ini : Lirik Sampaikan

Lagu ini menonjolkan sisi pertempuran sengit antara anak muda dengan orang tua sang pacar dimana hal ini sering terjadi di kehidupan nyata. Dimana ketika Sang calon mertua merasa sang putrinya tidak pantas untuk lelaki semacam anak muda yang ugal-ugalan ini.


THE PANTURAS

Lirik Lagu Balada Semburan Naga


Ding.ding.ding
Bel rumahmu berdering
Ku lihat ayahmu di teras tapi tak bergeming
Niat ajak dirimu untuk berwisata
Nonton hongkong cinema di megaria
Pagi, Pak apa kabarnya?
Apa putrinya ada?
Kami janji kencan ke pusat kota
Hmm, tidak berbalas
Jadi canggung, Dia tak acuh, Harapan runtuh

Oh, Jadi anda yang namanya topan?
Saya dengar Anda seniman, pantas tak karuan
Tolong beri jarak yang jauh dengan putri
Ia terlalu cemerlang buat makhluk berantakan

Penampilan boleh saja berantakan
Tetapi di masa depan bisa saya buktikan
Kelak saya tumbuh seperti Tan Peng Liang
Yang bawa Tinung bahagia hingga melayang layang

Sinar terang lampu hijaumu selalu ku tunggu
Bagai naga ku sembur hangus niat busukmu

(Huss, pergi, pergi, pergi)
(Ih, Ini anak muda)
(Gaji mepet UMR aja banyak gaya)
(Mendingan anak Pak Wijaya)
(Rumah ada, Mobil punya)
(Orang tua jelas bibit bebet bobotnya)
(Jelas! Jelas..)

Sinar terang lampu hijaumu selalu ku tunggu
Punya apa sampai berani bilang begitu

Saya punya cinta tapi pasti tak cukup
Kenapa masih coba kalau tahu tak sanggup
Bukan masalah tak sanggup, namanya juga usaha
Kalau bicara usaha, Anda tak usah berlaga (kenapa!)
Butuh dua atau tiga puluh tahun lagi
Sampai Anda paham hidup sebenar-benarnya
Jangan mentang-mentang tua, seenak saja berkata
Heh! Namanya juga orang tua, yang terbaik buat anaknya
Wahai Bapak, saya ini apa kurangnya?
Kurang kaya, Kurang mapan
Kurang, Kurang, Semuanya kurang woi!

Sinar terang lampu hijaumu selalu ku tunggu (kagak bisa!)
Tolong lah, Pak (kagak bisa)
Tega amat, sih (heh, emangnya kenapa?)
(pergi, pergi, pergi sana, hih!)


- end -

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel